You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Taopa
Desa Taopa

Kec. Taopa, Kab. Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah

Selamat Datang di Website Resmi Desa Taopa Selamat Datang Di Anjungan Desa Mandiri Desa Taopa Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Sejarah Desa Taopa

Abdul Haris Laparako 09 Desember 2018 Dibaca 953 Kali
Sejarah Desa Taopa

SEJARAH  SINGKAT  DESA TAOPA

Tulisan ini belumlah sempurna, tapi paling tidak goresan yang kami tuangkan dalam sejarah singkat ini, menginspirasi kita untuk terus berbenah membangun Desa Taopa jauh lebih maju dan lebih unggul. Kami pun berharap tulisan ini bisa mengilhami kita semuah untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, selalu berinovasi dalam melakukan sesuatu yang berharga dan tak ternilai harganya, termasuk melakukan perbaikan pada tulisan ini. Alangkah naif dan bodohnya  kita semuah bila mendengar atau membaca tulisan ini kemudian mencela, mencemooh bahkan melakukan somasi tanpa alasan dan masukan yang sifatnya perbaikan. Karena penulis inipun sadar bahwa konsep tulisan ini masih syarat dengan kekurangan dan keterbatasan.

Angka Dua Puluh Delapan merupakan angka yang mempunyai arti penting bagi Masyarakat Taopa, kalau kita berbicara dalam konteks cerita Taopa, maka ada Dua peristiwa besar yang terjadi di Taopa

Yang Pertama : Bahwa pada malam Sabtu tepatnya malam Dua Puluh Delapan Muharram tahun 1285 H, Kepala Boya Taopa yang bernama BARDAYA ( Maikokoba) diculik oleh Serdadu Belanda, yang sampai ditulisnya sejarah ini Jenazahnya tidak diketahui keberadaannya dan masih sangat Misteri bagi anak,cucu, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu kemarahan masyarakat Taopa saat itu, sehingga tidak ada pilihan lain, selain melawan tentara Belanda yang mereka anggap sangat tidak berperikemanusiaan. Itulah awal mula perlawanan  Masyarakat secara besar – besaran. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan PERANG DODA. Di Doda inilah rumah tempat kediaman Kepala Boya Taopa, yang letaknya dikaki Gunung Doda, arah sebelah timur sungai Taopa. Cerita ini didapat  dari seorang Pemelihara Kuda Raja Tua Tombolotutu yang bernama SAMBITE (Mai Labambu). Kuda kesayangan Raja ini bernama Narasambite.

Raja Tua (Panggilan Raja Tombolotutu) memberikan pesan berupa Tamsilan yang dalam bahasa Daerah Suku Tialo Beliau Mengatakan “Onjo Modua’e jampenyo, Tiaje Oujane, Tiaje abalae. Ayu Giombange Moguale, Meilange tiaje Abakaase. Emiu Pesituru’e, Pelalambotane ma Peasayangane” Yang artinya “ Apabila datang masanya, tanpa ada angin dan Tanpa Hujan. Pohon Besar akan Tumbang, Hilang tanpa bekas, Maka Bersatulah kalian, saling menyayangi dan saling mengingat satu sama lain, hanya itu pesan saya”

Pesan ini disampaikan jauh sebelum Peristiwa Perang Doda berlangsung. Dan makna pesan  ini baru disadari setelah terjadi Perang tersebut. Oleh dan sebab itu, bagi Masyarakat Taopa khususnya dan masyarakat Moutong pada umumnya sangat mengagumi sosok sang Raja Tombolotutu dengan kewibawaan dan kesahajaannya.

Peristiwa perang Doda itu menelan banyak Korban, baik korban jiwa maupun harta benda  dan berdampak pada porak – porandanya sistem tatanan kehidupan masyarakat yang ada di sekitar wilayah Empat Boya ( Boya ..... Boya ..... Boya ...... dan Boya .......) tersebut. Imbas dari Perang Doda itu  membuat  keadaan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat sangat terganggu, Untung saja masyarakat dari Empat Boya saat  itu masih terdiri dari Rumpun Keluarga, sehingga Solidaritas, kerukunan, saling membantu antar rumpun keluarga masih sangat erat dan penuh kekraban.  Itu dibuktikan bahwa pada saat itu satu rumah besar dihuni oleh beberapa kepala keluarga dengan jumlah sampai tiga puluh anggota keluarga.  Kondisi sulit itu kemudian mengakibatkan tidak terjaminnya ketersediaan Makanan dan Obat – obatan bagi  anggota keluarga, Lingkungan yang tidak Sehat itu mengakibatkan banyak yang meninggal dunia, di tambah lagi dengan kondisi yang tidak pernah aman, selalu dihantui oleh ketakutan akan keganasan tentara Belanda.

Kondisi sulit itulah yang mengharuskan Empat Kepala Boya bersama para Tokoh Masyarakat diwilayah empat Boya tersebut  berinisiatif dan melakukan lobi – lobi agar segera memisahkan diri dari kampung Tuladenggi. Dengan tujuan awalnya untuk lebih mendekatkan pelayanan dan perhatian kepada masyarakat. Dukungan terus digalang, termasuk meminta dukungan dari Kapitang Moutong .................. Dan Kapitang Lambunu MARDJENGI.

Yang Kedua : Perjalanan panjang memisahkan diri menjadi kampong Taopa itu baru membuahkan hasil pada Tanggal 14 Oktober 1928, pada saat itu Boya atau Kampung Taopa Resmi berpisah dari Kampung Tuladenggi.

Pada saat Kampung Taopa dimekarkan memiliki batas – batas sebagai berikut :

  • Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Kabupaten Buol
  • Sebelah Timur : Kaki Gunung Mbelang - mbelang
  • Sebelah Selatan : 1 Km Sungai Taopa, Pogaraman Moi’an
  • Sebelah Barat : Lolase, Balombongan, Jogugu Ganonggol

Boya atau Kampung Taopa Atau sebutan lainnya sebelum Tahun 1928 sudah mempunyai Struktur Pemerintahannya yang menganut system adat dan atau aturan Kerajaan. Bahkan menurut cerita para orang tua ditaopa bahwa Boya atau kampung Taopa itu sejak Zaman Kerajaan sudah mempunyai Pemerintahannya yang di istilahkan dengan sebutan Kepala Boya Taopa.   Namun yang kami ingin perjelas dalam Tulisan ini adalah kepemimpinan dan struktur keperintahan Kampung Taopa sejak Tahun 1928 , dimana saat itu Undang – Undang yang mengatur system Pemerintahan Politik sosial diberlakukan Oleh Belanda untuk wilayah Sulawesi dan Kalimantan.

Dan pada saat Kampung Taopa di Akui secara resmi menurut Reglemen, yang menjabat sebagai Kepala Kampung saat itu adalah DAEPATOLA.

DAEPATOLA menjabat dari Tahun 1928 sampai Tahun 1931. Dengan Gaya Kepemimpinan yang Tegas dan Bersahaja beliau sangat disegani musuh dan dicintai Rakyatnya, dimasa kepemimpinannya Daepatola sangat menentang untuk tidak bekerja sama dalam bentuk apapun dengan Belanda dan juga beliau bersumpah untuk tidak membayar upeti sebagai kewajiban atau Pajak daerah kepada Belanda. Dalam bahasa Tialo beliau mengatakan bahwa “Tiaje Eindange Sioputo kangkai Kompeni na”.

Ada dua hal yang beliau lakukan pada saat itu, yang erat kaitannya dengan menjawab kondisi masyarakat yang dipimpinnya, yang pertama Pentingnya kesadaran Masyarakat tentang Kesehatan dan yang kedua memperbaiki ekonomi. Di saat beliau menjabat seluruh masyarakat diharuskan untuk menanam Kopi dan Padi, sebagai Komoditas andalan saat itu. Kopi yang merupakan incaran Belanda saat itu dijadikan sebagai Tanaman Unggulan untuk bisa menghasilkan uang dan atau pakaian dengan cara manual atau menukar.

Namun karena beliau adalah sosok yang sangat dibutuhkan diwilayah Distrik Moutong, maka pada Tahun 1931 beliau harus melepas Jabatan sebagai Kepala Kampung Taopa, yang selanjutnya Jabatan itu diserahkan kepada Mai DJA’APARA (AKE).

AKE memimpin Taopa dari Tahun 1931-1936 dengan gaya kepemimpinan yang hampir sama, yaitu Tegas dan pemberani. Gaya kepemimpinan yang tegas dan Berani tersebut sangat dibutuhkan karena kondisi saat itu berada pada tekanan bangsa penjajah. dalam kondisi Politik negara pada saat itu berada pada situasi yang sangat memanas dan kondisi Fisik serta Kesehatan Mai DJA’APARA (AKE) semakin menurun, maka beliau meletakkan jabatan Kepala Kampung Taopa yang selanjutnya di Jabat Oleh SILO ANGGU (MANGGE HAWA).

SILO ANGGU Menjabat dari Tahun 1936 – 1942. Perjalanan kepemimpinan beliau ini juga masih dalam melanjutkan program dan cara memimpin dari pemimpin sebelumnya, sebab kondisi saat itu tidak bisa dilepas dari gaya kepemimpinan yang berani dan tegas, karena kalau seorang pemimpin bisa lemah sedikit, maka itu artinya kita membiarkan bangsa penjajah merajalela menjajah kampung kita. Dalam perjalanan kepemimpinan SILO ANGGU negara saat itu dalam kondisi Kacau, dengan semakin terdesaknya Belanda dan masuknya Jepang maka Negara berkonsentrasi menjaga keutuhan dan persatuan bangsa, maka sosok kepemimpinan yang Enerjik muda dan berani menjadi kebutuhan semuah wilayah dan kampung serta sebutan lainnya pada saat itu. Maka dengan Kondisi Fisik yang semakin menurun SILO ANGGU meletakkan Jabatannya dan kemudian Jabatan Kepala kampung itu di jabat oleh MAULE HIPPY.

MAULE HIPPY Menjabat dari Tahun 1942 – 1947, dengan bermodal kepemimpinan yang yang berani, muda, tegas dan konstruktif, MAULE HIPPY memiliki konsep yang berbeda dalam mengantisipasi masuknya penjajah ke kampung Taopa. Sekalipun Negara saat itu sudah Merdeka namun bukan berarti kondisi sudah aman, tidak ada yang bisa dilakukan saat itu kecuali bertahan hidup dan mempertahankan kampung dan lingkungan masing-masing. Maka strategi bertahan dilakukan oleh gaya kepemimpinan Maule Hippy, dan sebagian yang lain harus diungsikan ke Hulu sungai Taopa, disamping sebagai wilayah yang aman juga sangat strategi untuk bertahan.

Dalam menghadapi tekanan demi tekanan bangsa penjajah yang masih terus menerus melakukan profokasi kepada penduduk saat itu, dimana kondisi itu berimbas kepada tatanan pemerintahan dan kehidupan sosial,  MAULE HIPPY yang saat itu sudah lebih banyak berkonsentrasi di Hulu sungai Taopa (VUATAN) sebagai tempat pengungsian dan juga Benteng Pertahanan Akhir Masyarakat dan Pejuang Taopa kala itu.

Demi berjalannya roda kepemerintahan di Kampung Taopa saat itu, yang sudah lebih sering ditinggal oleh kepala kampung ke Hulu Sungai Taopa, maka Jabatan Kepala Kampung di lanjutkan oleh DJAMAI BORMAN.

DJAMAI BORMAN  Memimpin Kampung Taopa hanya dengan kurun waktu lima bulan, sebab beliau juga adalah sosok yang sangat dibutuhkan di pusat pemerintahan Distrik Moutong. Karena beliau harus kembali bertugas di Distrik Moutong, maka Jabatan Kepala kampung di Lanjutkan oleh PADIYOI.

PADIYOI melanjutkan Jabatan tersebut sampai pada Tahun 1949, karena kesehatan beliau sering terganggu.  Maka Jabatan itu diserahkan dan dilanjutkan oleh anak Beliau yang bernama ABNUR selama Delapan Bulan, kemudian Abnur meninggal Dunia. Sebagai penggantinya MAULE HIPPY kembali di angkat untuk melanjutkan Jabatan Kepala Kampung sampai masa jabatan berakhir yaitu dari Tahun 1949-1957.

Tahun 1957 – 1959 Jabatan Kepala Kampung dijabat sementara oleh G. AKE , pada tahun 1959 barulah dilaksanakan pemilihan, dan yang terpilih sebagai kepala kampung Taopa saat itu adalah G. AKE.

  1. AKE (1959-1963) adalah Sosok Pemimpin yang dicintai dan disukai masyarakat, itu dibuktikan dengan terpilihnya kembali beliau pada periode selanjutnya yaitu pada tahun 1963 – 1969.

Pada tahun 1970 Jabatan Kepala Kampung Taopa di jabat oleh SM HIPPY sebagai PJS (Pejabat Sementara).

SM HIPPY (1970-1971) melaksanakan tugas sehari-hari sebagai kepala Kampung Taopa dengan konsisten dan senantiasa bersosialisasi dengan masyarakat pada saat itu, lebih-lebih kondisi negara saat itu akan menghadapi Pemilihan Umum, maka sangat dibutuhkan perhatian Ekstra dalam mensosialisasikannya. Dalam kondisi genting menghadapi Pemilu saat itu, tiba – tiba Kepala Kampung Palapi YOHANES KAHU mengundurkan Diri. Maka SM HIPPY diminta Oleh Masyarakat Palapi untuk menggantikannya. Kepala kampung Taopa saat itu dilanjutkan oleh ABDILLAH OLI’I selama Tiga Bulan sampai pelaksanaan Pemilu dimulai.

Tahun 1971 dilaksanakan Pemilihan Kepala Kampung Yang Definitif, terpilih saat itu adalah H. ADARA. Hanya berselang Tiga bulan jabatan kepala kampung beliau laksanakan, itu disebabkan karena beliau sudah tidak sanggup lagi melaksanakan Tugas karena sakit, maka ditunjuklah MUKSIN AKE sebagai penggantinya.

MUKSIN AKE (1971-1980) menerima amanah itu dengan baik dan bijak, dan pada Tahun itu juga Status kampung atau sebutan lain dirubah menjadi Desa. Sesuai Amanat UU Nomor 5 Tahun 1971. Pada Tahun 1973 Desa Taopa langsung mendapat kepercayaan dari Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah untuk mengikuti satu Event besar yakni Lomba Desa Tingkat Propinsi, hasilnya pun sangat memuaskan. Desa Taopa menjadi Desa terbaik peringkat ke III se-Propinsi Sulawesi Tengah. Sebagai bentuk penghargaan Pemerintah Propinsi saat itu, Desa Taopa diberi penghargaan 1 (satu) Set Mesin Diesel yang berkapasitas besar serta mengikutsertakan MUKSIN AKE sebagai Kepala Desanya untuk berangkat Studi Banding kewilayah Jawa Timur.

Gaya kepemimpinan yang Tegas dan menjadikan Gotong Royong sebagai Pilar Pembangunan terbukti berhasil dilakukan oleh beliau, beberapa Program nyata yang hasilnya masih dirasakan sampai saat ini adalah :

  1. Pembangunan beberapa Ruas jalan yang saat ini menjadi Jalan Desa
  2. Sarana lapangan Olahraga RAJAWALI yang saat itu bernama GELORA TAOPA
  3. Pembangunan Pasar Desa dan
  4. Pembangunan Masjid Jami yang sekarang menjadi Masjid Besar BAABURRAHMAN

Dan lain-lainnya.

Pada tahun 1980 dilaksanakan kembali Pemilihan Kepala Desa, dan yang terpilih adalah SABDA T. ANGGU. Yang saat itu beliau menunjuk ARSUD MANDIATA sebagai Sekretaris Desa. Dan Pada saat itu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Daerah ditarapkan. Melalui Program GERBOSBANGDESA yang di Pelopori Oleh BRIGJEN Hi. BANDJELA PALIUDJU selaku Bupati Donggala menjalankan beberapa program khusus di antaranya :

  1. Setiap Desa Dapat membuat Peraturan Desa yang berisikan tentang APPKD (Anggaran Penerimaan Dan Pengeluaran Keuangan Desa)
  2. Peraturan Kepala Desa yang lebih menekankan tentang Penataan Kelembagaan Pemerintah yang didalamnya juga berisi tentang pendelegasian tugas-tugas Kepala Desa, Kepala Aparatur Desa termasuk Kepala Dusun dan RT.

SABDA T. ANGGU (1980-1988) adalah sosok pemimpin yang tenang, dan selalu mengedepankan Musyawarah sebagai landasan utama, maka beberapa hal yang beliau torehkan diantaranya :

  1. Pembebasan Lahan Pasar Inpres Taopa
  2. Penyelesaian Pembangunan Masjid jami Baaburrahman Taopa
  3. Pembebasan Lokasi SMA Taopa yang saat ini menjadi SMP NEG. I Taopa

Dan lain-lainnya

 

Pada Tahun 1988 masa jabatan SABDA T. ANGGU Berakhir, Selaku Pejabat Sementara ditunjuklah SERSAN POLISI AMRAN K. DATUELA’

AMRAN K. DATUELA (1988-1993) Adalah Pemimpin yang Tegas, mengemban Amanah melanjutkan semuah Program Kepala Desa yang demisioner beliau tampil beda dengan Gaya Kepemimpinannya yang pada saat itu masih kental dengan kemiliteran. Hasilnya pun memuaskan. Program Pembebasan lahan Lokasi SMA beliau selesaikan, selanjutnya membuka Akses Jalan yang menghubungkan Dusun V (Paninggo) yang saat ini sudah menjadi Desa Taopa Utara Sepanjang ± 3 Km.  (Sampai ditulisnya Sejarah ini Beliau masih sehat wal afiat).

Tahun 1993 barulah dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa Taopa, yang terpilih sebagai pemenangnya adalah OKY LASAD.

OKY LASAD (1993-1999) adalah Sosok Pemimpin yang Cerdas, banyak melahirkan regulasi-regulasi Desa, melanjutkan program-program pemimpin sebelumnya. Dan sangat dekat dengan masyarakat. Beliau sosok yang dicintai keluarga dan disayangi masyarakat.

Kondisi Negara yang pada saat itu berada pada level transisi dan ingin merubah konstruksi Kepemerintahan melalui gerakan Reformasi sangat mempengaruhi tata kepemerintahan secara berjenjang sampai ke Desa.  Juga kondisi saat itu harus berhadapan dengan persiapan Pemilu Legislatif yang mana OKY LASAD saat adalah salah satu Calon Anggota Legislatif dari Partai Golkar. Seiring berjalan waktu dengan meninggalnya DEWANA LAGANDJA Sebagai Anggota DPRD dari Partai Golkar maka ditunjuklah sesuai mekanisme saat itu OKY LASAD sebagai penggantinya.  Sehingga jabatan Kepala Desa Taopa saat itu Kosong.  (Sampai ditulisnya Sejarah ini Beliau masih sehat wal afiat).

Untuk melanjutkan masa jabatan Kepala Desa Taopa saat itu adalah Drs. AGRA Y. KAHU

Drs. AGRA Y. KAHU (1999-2000) Beliau adalah sosok pemimpin yang Jenius, beberapa kebijakan yang beliau jalankan sering membuat masyarakat sulit untuk menafsirkan sekalipun hasilnya memuaskan, diantara kebijakan beliau yang sangat kontradiktif adalah Melikuidasi Status SMA Taopa Menjadi SMP Taopa, setelah itu beliau berjuang digaris terdepan untuk mendapatkan SMK Negeri Taopa. Hasilnya kita rasakan saat ini (sekarang SMK NEGERI I Taopa tersebut berada di wilayah Desa Taopa Barat). (Sampai ditulisnya Sejarah ini Beliau masih sehat wal afiat).

Pada Tahun 2000 dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa yang definitif, yang hasilnya HAMID G. AKE terpilih sebagai Pemenangnya.

HAMID G. AKE, S.Sos (2000-2008) Memiliki gaya kepemimpinan yang Tegas, beliau adalah sosok pemimpin yang memiliki segudang ide dan gagasan. Pada masa pemerintahan beliau Taopa Utara yang dulunya merupakan Wilayah Dusun V Desa Taopa berjuang dan diperjuangkan menjadi sebuah Desa. Percepatan Pembebasan dan penggusuran Lokasi SMK sekarang adalah hal yang spektakuler yang dilakukan oleh beliau, termasuk pembukaan akses jalan SMP tembusan Taopa Utara (Paninggo). Sebagai seorang Tokoh yang memiliki mimpi besar untuk kemajuan daerah yang dipimpinnya Hamid G. Ake juga melanjutkan pembangunan Kantor Desa Taopa. Tahun 2008 masa jabatan beliau berakhir karena beliau adalah PNS maka beliau memilih untuk kembali aktif sebagai PNS di Kantor Camat Taopa, sebagai Kasi Trantib. (Sampai ditulisnya Sejarah ini Beliau masih sehat wal afiat).

Pada pemilihan Kepala Desa tersebut ABRIN ANGGU terpilih sebagai Kepala Desa.

 

 

ABRIN ANGGU, S.Pd.I (2008- 2015) Dengan gaya kepemimpin yang Religius dan bersahaja, hal pertama yang beliau lakukan adalah percepatan pembangunan Kantor Desa Taopa, kemudian dimasa beliau Desa Taopa memekarkan wilayahnya yang meliputi Dusun III dimekarkan menjadi Desa Paria, Dusun VI dimekarkan menjadi Desa Taopa Barat. Melaksanakan kelanjutan pembangunan Masjid Baaburrahman, melaksanakan berbagai program pembangunan, pembinaan serta Pemberdayaan. Karena dimasa Abrin Anggu ini Pula Dana Desa mulai dilaksanakan. Sehingga kerja berat pun beliau lalui dengan berbagai regulasi Desa yang baru, untungnya disaat beliau memimpin beliau memilih OBIYAKTO sebagai Sekdes yang memiliki kelebihan khusus dan pemahaman lebih terkait dengan pengelolaan Dana dan sangat memahami betul dalam mentafsirkan keinginan undang-undang.

Pada tahun 2014 masa jabatan Abrin Anggu selesai, dan Kembali Taopa dipimpin oleh Pejabat Sementara Kepala Desa Taopa Hamid G. Ake, S.Sos, yang melanjutkan sekaligus memfasilitasi pemilihan Kepala Desa Taopa Tahun 2015.  Hasil dari pemilihan tersebut ASNO AKE, S.Sos berhasil meraih suara terbanyak dan terpilih menjadi Kepala Desa Taopa.

ASNO AKE, S.Sos (2016-2022) Inspiratif serta Inofatif adalah ciri gaya kepemimpinan beliau. Hal pertama yang beliau lakukan setelah dilantik awal tahun 2016 adalah melakukan renovasi Kantor Desa, menjadikan Kantor Desa sebagai Pusat Pelayanan yang nyaman dan Asri. Hal kedua yang sangat spektakuler adalah percepatan penyelesaian Pembangunan Masjid Besar Baaburrahman Desa Taopa, dalam kurun waktu 100 hari pertama program beliau, masjid langsung dapat digunakan untuk pelaksanaan Shalat Tarwih berjama’ah, sampai saat ini.  Berbagai terobosan terus dilakukan untuk mewujudkan Visi Mewujudkan Desa Taopa yang Maju, Mandiri dan Berdaya saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, berlandaskan Kultur, Religius, Inspiratif dan Partisipatif, menjadi Spirit utama dalam menggerakkan Roda Pemerintahan serta pembanguna  Desa Taopa.

Mengedepankan Musyawarah sebagai Pengambilan keputusan tertinggi untuk melangkah melakukan perubahan, menjadikan beliau sangat dicintai dan disanjung masyarakat Taopa.

Persuasif dalam melakukan tindakan pendekatan kepada para Tokoh Agama, tokoh Masyarakat, tokoh wanita serta tokoh – tokoh pemuda serta meminimalisir kenakan remaja adalah ciri kepemimpinan yang sulit untuk dilupakan khusunya bagi Masyarakat Desa Taopa.

Sebagai Pemimpin Desa di Ibu Kota Kecamatan Taopa ASNO AKE, S.Sos tidak ingin ketinggalan di Kecamatan Taopa, terbukti pada MTQ Tkt Kecamatan Taopa di Desa Karya Abadi, Taopa berhasil kembali mempertahankan juara Umum yang kedua kalinya.  Sebagai bukti perhatian beliau terhadap syiar agama dan nama baik Desa Taopa. Peran Pemuda dan Olahraga terus ditingkatkan, dan Hasilnya Karang Taruna Olongian Muda Desa Taopa Sukses meraih Runner Up (Juara terbaik II) pada Turnamen Volly Ball Bergengsi Piala PDIP yang di gelar di Kecamatan Bolano Lambunu Tahun 2017 Dan Merebut Piala juara terbaik I  Pada Open Turnamen Volly Ball Bergengsi di Propinsi Gorontalo di akhir tahun 2017.

 

 

Pembangunan disegala bidang terus digalakkan, Pembukaan dan pengerasan Jalan Pemukiman, Pembangunan Poskesdes, Pasar Ikan,  dan lain sebagainya.

Dibidang pemeberdayaan saat ini sudah terlaksana Fasilitasi kelompok pengrajin, Kader kesehatan desa, kelompok pemuda dan kelompok pengajian desa.

Dibidang pembinaan yang sudah dilakukan adalah memfasilitasi kebutuhan anggota Linmas, Honorarium Imam Dan Pegawai Sar’i, PKK dan LPM.

Dibidang Pemerintahan alhamdulilah, ASNO AKE, S.Sos terbilang Jenius dalam Menata dan merekonstruksi tatanan yang sebelumnya menjadi lebih baik dan lebih terarah. 

± 3 Tahun menjabat sebagai kepala Desa, Alhamdulillah Desa Taopa sudah bisa mengeluarkan 13 Peraturan Desa serta 86 SK.

Dengan memimpin 645 Jumlah Kepala Keluarga. 2. 448 Jiwa, dengan karakteristik masyarakatnya yang berbeda-beda tentunya membutuhkan sosok pemimpin seperti beliau. Tegas, Disiplin dan Merakyat.

Sosok inilah yang saat ini memimpin dan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Terima kasih......

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image